Minggu, 18 September 2016

Apakah Nikmat Atau Adzab Kubur Itu Pada Badan Atau Ruh?




Seorang muslim wajib meyakini adanya nikmat atau adzab kubur, karena hal tersebut termasuk dalam kandungan beriman pada hari akhir. Ketika seorang  mayit ditanya oleh dua malaikat, kemudian dia berkata,“Saya tidak tahu”  maka dia akan dipukul dengan mirzabah dan di sana juga ada mayit yang menjawab dengan benar maka dibukakan pintu surga untuknya dan dilapangkan kuburnya.

Maka ini adalah nikmat atau adzab kubur, apakah hal ini ditimpakan kepada  badan atau pada ruh saja? Atau ruh bersama dengan badan?.

Kita  katakan:  Yang ma’ruf menurut Ahlussunnah wal Jama’ah bahwasanya  pada asalnya adzab itu ditimpakan atas ruh, sedangkan badan itu  sekedar mengikuti ruhnya saja. Sebagaimana adzab di dunia itu menimpa badan, dan ruhnya hanya mengikuti saja, sebagaimana hukum­hukum syar’iyyah di dunia  itu berlaku atas dzahirnya dan di akhirat itu sebaliknya.

Maka di alam kubur, adzab atau nikmat kubur itu terjadi kepada ruh akan  tetapi jasad itu terpengaruh dengannya dan mengikutinya, jadi tidak secara langsung. Dan terkadang adzab itu terjadi pada badan dan ruh itu mengikutinya, akan tetapi hal ini tidak terjadi kecuali jarang sekali.

Sesungguhnya pada asalnya adzab itu  terjadi pada ruhnya, dan badan sekedar  ikut. Demikian pula kenikmatan itu terjadi pada ruh dan badan cuma ikut saja. Al Qur’an dan As Sunnah telah menerangkan adanya nikmat dan adzab kubur, bahkan kita katakan ijma’ kaum muslimin. Diantara dalil adanya siksa dan nikmat kubur dalam Al Qur'an adalah :

“Keluarkanlah nyawa kalian! hari ini kalian akan dibalas dengan adzab yang menghinakan.”(QS. Al­An’am : 93).

“Orang­orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan bagus mereka (para malaikat) berkata : keselamatan atas kalian dan masuklah ke dalam surga.”(QS. An­Nahl : 32).

Adapun dalam As­Sunnah yang menjelaskan tentang adzab kubur dan  kenikmatannya itu mutawatir. Rasulullah bersabda,“Sesungguhnya kedua penghuni kubur ini sedang diadzab, dan tidaklah mereka diadzab karena perkara yang berat untuk mereka tinggalkan. Adapun yang pertama, dia dahulu selalu berbuat namimah (adu domba) dan adapun yang kedua adalah dahulu tidak menjaga dirinya dari kencingnya.” (HR. Al­Bukhari Muslim).

Adapun dalam ijma’ maka setiap muslim akan berkata dalam shalat mereka :
“Aku  berlindung  kepada Allah ta'ala dari Adzab jahannam dan dari adzab  kubur.” Jika memang adzab kubur itu tidak ada, maka tidaklah benar kalau berlindung kepada Allah ta'ala darinya, karena berarti berlindung dengan sesuatu yang tidak ada. Maka ini menunjukkan bahwa mereka itu beriman  dengan adzab kubur. Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar