Jumat, 09 September 2016


Masalah ke-15:
Tidak Mau Menerima Kebenaran Dengan Alasan Yang Batil

Alasan mereka tidak mau mengikuti apa yang telah Allah datangkan kepada mereka adalah tidak memahami (terhadap dakwah yang disampaikan). Sebagaiman ucapan mereka di dalam ayat," Dan mereka berkata, 'hati-hati kami tertutup'," (QS.Al-Baqarah : 88).

"Wahai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu." (QS.Hud : 91). Maka Allah mendustakan mereka dan menerangkan bahwa hal itu disebabkan tertutupnya hati-hati mereka. Sedangkan tertutupnya hati-hati mereka disebabkan oleh kekufuran mereka.

Note :

Mereka mengatakan bahwa alasan mereka tidak mau menerima kebenaran adalah karena mereka tidak memahami terhadap da'wah yang disampaikan. Sebagaimana Allah telah menyebutkan tentang Yahudi tatkala Rasulullah menyeru mereka kepada islam, mereka berkata,"Dan mereka berkata,'Hati-hati kami tertutup'. Tetapi sebenarnya Allah telah mengutuk mereka karena keingkaran mereka, maka sedikit sekali mereka yang beriman." (QS.Albaqarah : 88).

Makna dari kata "Ghulfun" adalah diatasnya ada penutup. Maksudnya, perkataan Rasulullah tidak sampai pada mereka dan hati mereka tidak merasa tentram dengan ucapannya. Mereka menjadikan ini sebagai hujjah untuk mendustakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dan ini makna yang masyhur untuk ayat ini.

Dan makna yang kedua:
"Dan mereka berkata,'Hati-hati kami tertutup'." (QS.Albaqarah : 88). Maksudnya: Bahwasanya hati-hati mereka dipenuhi ilmu, sehingga mereka tidak membutuhkan ucapan seorangpun. Dan mereka menganggap bahwa mereka tidak membutuhkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Dan Allah ta'ala menjelaskan, bahwa penyebabnya bukanlah apa yang mereka katakan itu. Akan tetapi sebabnya bahwasanya Allah telah melaknat mereka akibat kekafiran mereka. Yakni mengusir dan menjauhkan mereka dari rahmat-Nya. Sehingga mereka tidak bisa menerima kebenaran akibat kekafiran mereka.

Oleh sebab itu mereka tidak mampu memahami ucapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Da juga karena Allah ta'ala telah memalingkan mereka sebagai balasan untuk mereka. Sebagaimana firman Allah,"Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka." (QS.Ash-Shaf : 5).

Maka barangsiapa yang tidak mau menerima kebenaran, niscaya Allah akan mengujinya dengan kebatilan. Sehingga setelah itu dia tidak mau menerima kebenaran karena kebatilan itu telah merusak hatinya. Apabila fitrah seseorang telah rusak, maka dia tidak dapat menerima kebenaran. Sebagai contoh adalah tanah. Apabila telah rusak dan menjadi lahan tandus, maka ia tidak akan bisa ditumbuhi karena dia telah rusak. Demikian pula hati manusia. Apabila telah rusak, niscaya ia tidak akan bisa menerima kebenaran. Wal 'iyyadzu billah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar