Minggu, 04 September 2016


Masalah ke-10:
Menuduh Orang Yang Berpegang Pada Agama Dengan Kedangkalan Pemahaman

Untuk (memvonis ) batil agama (para rasul), mereka berdalil dengan kedangkalan
pemahaman orang-orangnya dan rendahnya pemikiran pengikutnya. Sebagaimana perkataan mereka yang disebutkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala dalam ayat-Nya," (Orang yang) tidak memiliki pemikiran." (QS.Hud : 27).

Note:

Orang-rang Jahiliyah mencela pengikut para Rasul. Mereka mengatakan bahwa pengikut para Rasul dangkal pemahamannya, tidak bisa mencermati perkara-perkara, dan tidak memiliki pemikiran luas. Dan hal inilah yang digembar-gemborkan orang-orang fasik dan musuh-musuh Allah pada hari ini. Mereka merendahkan derajat dan harga diri kaum muslimin dan para ulamanya, dengan mengatakan bahwa mereka tidak memiliki pemahaman dan tidak luas pemikirannya.

Mereka mendiskreditkan kaum muslimin dan ulamanya dengan kedustaan. Padahal ulama kaum musliminlah yang berilmu, merekalah yang sebenarnya memiliki pengetahuan. Karena mereka memandang suatu persoalan dengan cahaya petunjuk dari Allah, dan memerintah dengan perintah Allah. Demikian pula mereka melarang sesuai dengan apa yang dilarang oleh Allah.

Tidak diragukan lagi, bahwa para ulama yang telah merealisasikan ilmunya adalah manusia yang paling utama setelah para Rasul. Keutamaan ulama diatas seorang yang ahli ibadah, adalah seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang.

Orang yang mendiskreditkan ulama dan menuduh mereka dengan rendahnya pemikiran atau tidak memiliki pemahaman, maka dia adalah orang yang mempunyai perilaku yang sama dengan orang jahiliyah, dan juga sama dengan perilaku kaum nabi Nuh 'alaihissalam dimana mereka menyifati pengikut para Rasul dengan sifat ini. Tujuannya untuk membuat lari manusia dari para Rasul.

Kalimat ini juga muncul di lisan sebagian orang pada hari ini, yakni dengan mengatakan,"Mereka (Ulama Ahlussunnah) adalah ulama haidh dan nifas. Ulama yang ilmunya berkisar tentang hukum membersihkan kotoran manusia dengan batu, ulama parsial, dan tidak mengenal fiqhul waqi'."

Yang mereka maukan dengan fiqhul waqi' adalah perkara politik (model kafir barat) dan gerakan revolusi (memberontak) pemerintah (muslim).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar