Selasa, 30 Agustus 2016

9 Bunga-Bunga Cantik Ini Memiliki Rupa yang Unik





Bunga diciptakan dengan berbagai macam bentuk rupa. Kamu mungkin sudah banyak melihat rupa-rupa bunga, tapi pernahkan kamu melihat bentuk bunga seperti di bawah ini?

1. Darth Vader (Aristolochia Salvadorensis)

Suka Film Star Wars, kamu mungkin nggak asing dengan rupa bunga ini

2. Mirip Seperti Laki-Laki Telanjang (Orchis Italica)


Bunga yang berasal dari Meditarania ini mirip seperti laki-laki telanjang.

3. Bibir Sexy (Psychotria Elata)

Ditemukan di hutan hujan Amerika Utara dan Selatan. Bunga ini akan mekar seperti bibir yang menggoda.

4. Bunga Menari (Impatiens Bequaertii)

Bunga ini lebih mirip seperti wanita yang sedang menari.

5. Laughing Bumble Bee Orchid (Ophrys Bombyliflora)

Spesies ini juga dikenal sebagai lebah anggrek yang berasal dari wilayah Mediterania.

6. Bayi Dengan Selimut Tebalnya (Anguloa Uniflora)

Anggrek ini mirip seperti bayi baru lahir lengkap dengan selimut tebalnya.

7. Bunga Burung Beo (Impatients Psittacina)

Bunga ini mirip seperti burung beo yang sedang berciuman.

8. Bunga Tengkorak (Antirrhinum)


Bunganya mirip tengkorak manusia. Sereem yaa

9. Anggrek Bebek Terbang (Caleana Major)

Bunga anggrek yang mirip dengan bebek terbang ini ditemukan di Australia.

Gimana, apakah kamu pernah melihat bunga tersebut sebelumnya? Unik yaa.

Senin, 29 Agustus 2016

Tak Diberi ASI Oleh Ibunya, Balita ini Memilih Meminum Susu langsung dari Sapi





Seorang balita berusia 18 bulan di Kamboja tidak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) secara ekslusif dari ibunya, sehingga ia harus terpaksa meminum susu dari sapi.

Air susu ibu diproduksi karena pengaruh hormon prolaktin dan oksitosin setelah kelahiran bayi. Air susu ibu pertama yang keluar disebut kolostrum atau jolong dan mengandung banyak immunoglobulin IgA yang baik untuk pertahanan tubuh bayi melawan penyakit.

Bila seorang ibu tidak bisa menyusui anaknya, maka bisa digantikan oleh air susu dari orang lain atau susu formula khusus.




Tapi, bocah yang tidak disebutkan namanya ini tidak mendapatkan itu semua. Ia tidak disusui ibunya, orang lain atau pun diberi susu formula khusus. Ia malah meminum susu langsung dari puting seekor sapi.

Balita ini ditinggal ibunya yang sedang bekerja. Ia diasuh oleh kakeknya yang bernama Um Oeung. Ibunya harus bekerja unutk memenuhi kebutuhannya, karena suaminya sudah memutuskan untuk bercerai.

Saat ditinggal ibunya yang bekerja, balita itu sering sakit karena tak lagi diberikan ASI. Oeung pun bingung harus berbuat apa.

Sampai akhirnya balita itu melihat seekor anak sapi yang sedang menyusu pada ibunya. Balita itu pun mencontoh anak sapi itu dan menirukannya langsung ke seekor sapi dan meminum susu dari puting sapi secara langsung.

Sumber : palingseru.com

Minggu, 28 Agustus 2016

Masalah ke-8: 
Mereka Berdalil Bahwa Apa Yang Diamalkan Kaum Dhu'afa Bukan Suatu Kebenaran

Dalil yang mereka gunakan untuk memfonis batilnya sesuatu (padahal itu kebenaran), bahwasannya tidak ada yang mengikutinya kecuali orang-orang dhuafa' (lemah). Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta'ala,
" Mereka berkata, 'Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu adalah orang- orang yang hina?." (Asy-Syu'ara': 111)
dan firman allah subhanahu wa ta'ala, " ...Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah kepada mereka?..." (QS. Al-An'am : 53).
 
Maka Allah membantah (orang-orang jahiliyah) dengan firman-Nya, "...Bukankah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur kepada-Nya?" (QS. Al-An'am : 53).

Note :

Masalah ini merupakan kebalikan dari masalah sebelumnya, yaitu berdalil dengan kekuatan untuk menentukan seseorang berada diatas kebenaran. Dan didalam permasalahan ini, mereka berdalil dengan kelemahan. Menurut mereka orang-orang yang lemah itu tidak berada diatas kebenaran. Kalaulah mereka itu benar maka tidaklah mereka menjadi orang yang lemah.

Mereka tidak mengetahui bahwasanya kekuatan dan kelemahan itu berada di tangan Allah ta'ala. Terkadang orang yang lemah itu berada diatas kebenaran, padahal dia itu lemah. Dan terkadang juga orang yang kuat itu berada diatas kebatilan. Dan inilah ucapan kaum Nabi Nuh 'alaihissalam ketika mereka diseru mentauhidkan Allah. Mereka berkata,"Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu adalah orang-orang yang hina." (QS. Asy Syu'ara' : 111)

Demikian pula keadaan kaum musyrikin dimasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Mereka meremehkan orang-orang lemah dari kalangan orang yang telah beriman, seperti Bilal, Salman, Ammar bin yasir serta ayah dan ibunya, dan sahabat yang lain. Sampai-sampai mereka mengatakan,"Kami tidak akan duduk bersamamu (ya Muhammad), selama mereka itu berada di sisimu. Buatlah untuk kami sebuah majelis khusus bersamamu tanpa kehadiran mereka, sehingga kita bisa saling memahami."

Dan yang semisal dengan mereka saat ini ialah orang-orang yang mengatakan bahwa para ulama Ahlussunnah itu tidak memiliki akal dan pemikiran, cara pandang mereka itu sempit, sikap mereka kaku dan keras, serta perkataan-perkataan lain yang mereka lontarkan.
Masalah ke-7: 
Kekuatan Yang Dimiliki Dijadikan Sebagai Dalil Bahwa Merekalah Yang Berada Diatas Kebenaran


Dalil mereka (di dalam mengukur kebenaran) adalah dengan melihat kekuatan di dalam pemahaman dan perbuatan. Dan juga (mereka melihatnya dari sisi) kekuasaan, harta serta kedudukan yang dimiliki oleh sekelompok orang. Allah subhanahu wa ta'ala membantah hal tersebut dengan firman- Nya,

"Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu..." (QS. Al-Ahqaf : 26).

Dan Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, "...Padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya." (QS. Al-baqarah : 89).

Allah subahanahu wa ta'ala juga berfirman, "... Mereka mengenalnya sebagaimana mereka mengenal anak-anaknya .." (QS. Al-baqarah : 146)


Note :

Termasuk bagian perkara kejahiliyahan adalah mengukur kebenaran dengan dalil apa-apa yang dipunyai oleh orang kuat. Yaitu orang-orang yang memiliki kedudukan dan kecerdasan. Dan ini adalah prinsip orang-orang jahiliyah dalam mengenali kebenaran. Mereka berkeyakinan bila seseorang mempunyai kekuatan, harta, kemewahan, dan kedudukan maka dialah yang benar. Dan sebaliknya, segala sesuatu yang orang-orang fakir miskin berada di atasnya (dan hal itu kebenaran), maka mereka anggap sebagai suatu kebatilan. Inilah keadaan orang-orang jahiliyah.

Allah ta'ala berfirman,"Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang terang (maksudnya), niscaya orang-orang yang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman,"Manakah diantara kedua golongan (kafir dan mukmin) yang lebih baik tempat tinggalnya dan lebih indah tempat pertemuan(nya).(QS. Maryam : 73).

Dan juga Allah berfirman,"Berapa banyak umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka, sedang mereka adalah lebih bagus alat rumah tangganya dan lebih sedap dipandang mata." (QS. Maryam : 74).

"Dan berapa banyak umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang mereka lebih besar kekuatannya daripada mereka ini."(QS. Qaf : 36).

Ayat-ayat diatas dan yang semisalnya, menunjukan bahwa yang dijadikan ukuran itu bukanlah kekuatan dan harta. Jika seseorang berada diatas kesesatan, maka sesungguhnya kekuatan, harta, dan kedudukan tidak akan bermanfaat baginya.


Sabtu, 27 Agustus 2016

masalah jahiliyah



Masalah ke-3: 
Menganggap Bahwa  Menyelisihi Pemerintah Adalah Suatu Keutamaan, Sedangkan Taat Dan Terikat Dengannya Merupakan Kehinaan

Orang-orang jahiliyah menganggap bahwa menyelisihi pemerintah, tidak patuh dan tidak mau terikat kepadanya adalah suatu keutamaan. Sedangkan mendengar dan taat kepada pemerintah adalah suatu kerendahan dan kehinaan. Lalu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam datang untuk menyelisihi mereka. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam  memerintahkan untuk mendengar dan taat serta memberi nasihat kepada pemerintah. Beliau bersikap keras dalam masalah ini dengan menampakkannya dan mengulang-ulang perintah tersebut.

Ketiga permasalahan ini, yakni masalah jahiliyah yang ke-1, ke-2 dan ke-3 telah terkumpul dalam sebuah riwayat yang shahih, bahwasannya beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda :
 
"Sesungguhnya Allah ridha kepada kalian tiga perkara, yaitu hendaklah kalian menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, hendaknya kalian berpegang teguh dengan tali Allah semuanya dan janganlah kalian berpecah-belah, dan hendaknya kalian saling menasihati kepada orang yang Allah telah serahkan urusan kalian kepada mereka (pemerintah,pent). ( HR.Muslim no.1715).
Tidaklah manusia akan terjatuh di dalam urusan agama dan dunia, kecuali disebabkan oleh hilang dan lepasnya tiga perkara ini atau sebagiannya.

Note :

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan umatnya agar mendengar dan taat kepada pemerintah. Beliau memerintahkan untuk menasehati kepada mereka dengan cara rahasia, yaitu antara mereka dan orang yang menasehati saja.

Adapun membicarakan kejelekan mereka, mencaci maki, dan membicarakan mereka di belakang mereka, maka hal ini merupakan perbuatan khianat kepada mereka. Karena hal ini akan membangkitkan kebencian rakyat kepada mereka dan membuat senang orang jahat. Inilah sikap pengkhianatan kepada pemerintah.

Adapun mendoakan kebaikan pada mereka, tidak menyebutkkan kekurangan dan kejelekan mereka di majelis-majelis, maka hal ini merupakan nasehat buat mereka.

Masalah ke-6: 
Berhujjah Dengan Apa Yang Ada Pada Nenek Moyang Mereka Tanpa Peduli Dengan Sandarannya


Orang-orang jahiliyah (dalam rangka menolak kebenaran) berhujjah dengan para pendahulunya (meskipun tidak ada sandarannya). Sebagaiman firman Allah subhanahu wa ta'ala:

Berkata Fir'aun: "Maka bagaimanakah keadaan umat-umat yang dahulu?" (Thaaha: 51).

"..Belum pernah kami mendengar (seruan yang seperti) ini pada masa nenek moyang kami yang dahulu." Al-Mu'minun: 24)

Note:

Apabila para Rasul datang dengan membawa kebenaran kepada oang-orang jahiliyah, maka mereka berhujjah dengan apa yang ada pada nenek moyang mereka. Sesungguhnya Nabi Musa 'alaihissalam ketika mengajak Fir'aun kepada keimanan, aka Fr'aun berhujjah dengan apa yang ada pada generasi pertama. Allah ta'ala berfirman, Fi'aun berkata,"Maka bagaimanakah keadaan umat-umat terdahulu?" (QS. Thaha : 51). Fir'aun menginginkan berhujjah dengan apa yang ada pada generasi  terdahulu yang lebih dahulu dalam kekufuran.

Dan ini adalah hujjah yang batil, hujjahnya orang-orang jahiliyah. Seperti ini pula yang dikatakan kaum  Nabi Nuh 'alaihissalam ketika mereka diseru untuk beribadah hanya kepada Allah, mereka mengatakan,"Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu , yang bermaksud hendak menjadi seorang yang lebih tinggi dari kamu.Dan kalau Allah menghendaki, tentu Allah akan mengutus beberapa orang malaikat. Belum pernah kami mendengar (seruan yang seperti) ini pada masa nenek moyang kami yang dahulu." (QS. Al Mu'minun : 24).

Mereka ingin membenturkan dakwah yang disampaikan utusan Allah, Nabi Nuh 'alaihissalam dengn apa yang ada pada nenek moyang mereka. Menurut mereka apa yang ada pada nenek moyang itulah yang benar, sedangkan apa yang di bawa Nabi Nuh adalah suatu kebatilan. Sebab ajaran tersebut menyelisii ajaran nenek moyang mereka. Begitu pula dengan orang-orang kafir Quraisy. Mereka berkata sebagaimana disebutkan dalam fiman-Nya,"Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir, ini tidak lain hanyalah suatu yang diada-adakan." (QS. Shad : 7)

Jumat, 26 Agustus 2016

Perilaku Dan Akhlak Jahiliyah Yang di Tentang Rasulullah bag 5






Masalah ke-5:
Berhujjah Dengan Kuantitas Tanpa Mau Memperhatikan Sandarannya

Termasuk kaidah orang-orang jahiliyah yang paling besar (padahal kaidah tersebut menipu mereka) adalah berdalil dengan kuantitas (jumlah), dan berhujjah dengannya untuk membenarkan sesuatu, serta menjadikannya sebagi tolak ukur. Maksudnya, jika sesuatu itu asing dan sedikit jumlah orang yang mengikutinya, maka sesuatu itu adalah kebatilan. Lalu Allah datangkan kepada mereka apa yang membantah pemahaman mereka, dan menjelaskannya di banyak tempat di dalam Al-Qur'an.

Note:

Termasuk perkara kejahiliyahan adalah berdalil dengan banyaknya pengikut untuk mengukur suatu kebenaran, dan berdalil dengan sedikitnya pengikut untuk mengukur suatu kebatilan. Menurut mereka apa yang banyak pengikutnya itulah yang benar, dan apa yang sedikit pengikutnya itulah yang batil. Padahal ini timbangan yang salah. Karena Allah ta'ala berfirman :

"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)." (QS. Al An'am : 116).

Dan Allah berfirman," Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Al A'raf : 187).

Dan juga Allah berfirman,"Dan Kami tidak mendapati kebanyakan mereka memenuhi janji.Sesungguhnya Kami mendapati kebanyakan mereka orang-orang yang fasik." (QS. Al A'raf : 102).

Jadi yang dijadikan timbangan itu bukanlah banyak atau sedikitnya pengikut, akan tetapi yang menjadi timbangan adalah kebenaran. Maka barang siapa berada di atas kebenaran (walaupun sendiri),dialah yang benar. Dan jika mayoritas orang berada diatas kebatilan, maka kewajiban yang ada adalah meninggalkannya dan tidak tertipu dengannya. Sehingga ukuran segala sesuatu adalah kebenaran.

Dan Allah ta'ala ketika mengisahkan tentang umat-umat terdahulu, mengabarkan bahwa yang minoritas terkadang mereka berada diatas kebenaran. Sebagaimana Allah ta'ala berfirman,"Dan tidak beriman bersamanya (Nuh) kecuali sedikit." (QS. Hud : 10).

Sesuatu yang dianggap sebagai suatu kebenaran (walaupun sedikit pengikutnya) maka wajib dijadikan sebagai pegangan. Karena itu jalan keselamatan. Sedangkan kebatilan tidak akan dikuatkan oleh kuatitas pengikutnya selama-lamanya. Inilah timbangan yang wajib dijadikan pegangan oleh setiap individu muslim. Wallahu a'lam bishshawab.

Perilaku Dan Akhlak Jahiliyah Yang di Tentang Rasulullah

Perilaku Dan Akhlak Jahiliyah Yang di Tentang Rasulullah

Masalah ke-4 :


Sesungguhnya agama mereka (orang-orang jahiliyah) dibangun di atas dasar landasan yang terbesar, yaitu taklid. Dan ini merupakan kaidah yang terbesar bagi orang kafir, dari generasi awal dan akhirnya. Allah subhanahu wata'ala berfirman, " Dan demikianlah kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, 'Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka'." (QS. Az-Zukhruf : 23)

Dan Allah subhanahu wata'ala berfirman, "Dan apabila dikatakan kepada mereka, Ikutilah apa yang diturunkan oleh Allah.' Mereka menjawab,'(Tidak), tapi kami (hanya) mengikuti apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya.' Dan apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak mereka), walaupun setan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyela-nyala (neraka)." (QS. Luqman : 21).

Selanjutnya Allah mendatangkan (dalil) kepada mereka dengan firman-Nya," Katakanlah,'Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepada kalian satu hal saja, yaitu supaya kalian menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri. Kemudian kalian berfikirlah, bahwa teman kalian itu (yakni Muhammad) tidak memiliki penyakit gila sedikitpun ...(QS.Saba': 46).

Dan firman Allah subhanahu wata'ala,” Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya).” ( Al-A'raf:3).

Note :

Diantara sifat orang-orang jahiliyah adalah mereka tidak membangun agama mereka diatas agama yang telah dibawa oleh para Rasul. Mereka membangun agamanya diatas landasan yang telah mereka buat sendiri. Mereka tidak mau menerima perubahan darinya, dan salah satunya adalah taklid. Yaitu meniru sebagian mereka dengan sebagian yang lain dengan tanpa ilmu, walaupun yang ditiru itu tidak pantas untuk dijadikan sebagai panutan.

Kewajiban bagi setiap orang yang berakal, agar ia memperhatikan segala ucapan manusia, lalu memilah dan memilihnya, serta melihat mana yang salah dan mana yang benar. Diterima bila benar dan ditolak jika mengandung kesalahan. Sehingga dengan demikian, dia akan terhindar dari sikap taklid yang akan menyeretnya kepada sikap tetap berada di atas kebatilan.

Selasa, 23 Agustus 2016

Perilaku Dan Akhlak Jahiliyah Yang di Tentang Rasulullah



Masalah ke-2: 

Sesungguhnya orang-orang jahiliyah bercerai berai di dalam urusan agama mereka, sebagimana Allah subhanahu wata'ala berfirman, "tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka."(QS.Ar-Rum : 32).

Demikian pula di dalam urusan dunia. Mereka memandang bahwa yang demikian itulah yang benar. Lalu datang perintah (dari Allah) untuk bersatu di dalam agama di dalam firman-Nya, " Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama sebagaimana apa yang diwasiatkan kepada Nuh. Dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu, 'Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah-belah'." (QS. Asy-syura : 13)

Dan Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang memecah-belah agama mereka menjadi bergolong-golong, engkau (Muhammad) tidak termasuk dari mereka sedikitpun." (QS. Al- An'am : 159).

Allah subhanahu wa ta'ala telah melarang kita untuk menyerupai mereka di dalam firman-Nya, "Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih setelah datang keterangan yang jelas kepada mereka." (QS. Ali 'Imran : 105).

Allah subhanahu wata'ala juga telah melarang kita dari perpecahan di dunia di dalam firman-Nya, " Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai." (QS. Ali 'Imran: 103).

Agama Allah itu satu untuk seluruh makhluk, baik dari kalangan Yahudi, Nashani, atau penyembah patung berhala, bangsa Arab atau non Arab. Agama Allah itu satu yaitu beribadah hanya kepada Allah dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Akan tetapi mereka telah memecah belah agama mereka, sehingga setiap golongan dari mereka memiliki aliran agama yang berbeda dengan yang lainnya.

Didalam agama Yahudi sendiri terjadi perselisihan diantara mereka, begitu pula Nashrani. Mereka semua adalah firqah (kelompok) yang beraneka ragam. Demikian pula bangsa Arab, para penyembah patung berhala. Mereka bercerai berai di dalam peribadatan mereka.

Akhlak Dan Perilaku Jahiliyah Yang di Tentang Oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam



Masalah ke-1: 

Sesungguhnya orang-orang jahiliyah mempersekutukan Allah Subhanahu wa Ta'ala  dengan cara berdo'a dan beribadah kepada orang-orang shalih. Tujuannya untuk mencari syafa'at mereka di sisi Allah. Karena mereka menyangka bahwa Allah dan orang-orang shalih mencintai akan hal itu. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
 
"Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan. Dan mereka berkata, 'Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah'."(QS. Yunus : 18)

"Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata),'kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya'." (QS. Az-Zumar : 3)
 
Dan ini merupakan perkara yang paling besar, yang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah menyelisihi mereka. Lalu Beliau shallallahu alaihi wa sallam datang dengan membawa misi al-ikhlas (tauhid). Dan mengabarkan bahwa keikhlasan itu merupakan ajaran Allah Subhanahu wa Ta'ala dimana Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengutus semua Rasul-Nya dengannya. Dan tidaklah akan diterima amalan, kecuali dari seorang yang ikhlas.

Dan barangsiapa yang melakukan sesuatu yang mereka (orang- orang jahiliyah) anggap baik, sungguh Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengharamkan surga baginya dan menjadikan neraka sebagai tempat tinggalnya.  Ini adalah perkara yang menyebabkan manusia terbagi menjadi dua golongan, yaitu mukmin dan kafir. Dari sinilah terjadi permusuhan dan karenanyalah disyari'atkan jihad. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, " dan perangilah mereka sampai tidak terjadi fitnah (kesyirikan) dan agama ini seluruhnya hanya milik Allah." (Al-Anfal : 39)  

Minggu, 21 Agustus 2016

7 Pendapat Umar Yang Mendapat Persetujuan Dari Al Qur'an



Membaca kisah perjalanan hidup para Sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum terasa seperti menyelam di telaga biru yang jernih nan sejuk. Cerita penuh hikmah mereka begitu dalam menginspirasi jiwa-jiwa yang dahaga suri tauladan. Salah satu telaga biru yang perlu diselami itu adalah Umar bin Khattab. Seperti yang diriwayatkan oleh Hudzaifah, bahwa suatu hari Rasulullah ‘alahis sholatu wassalam pernah bersabda, “Ambillah teladan dari dua orang setelahku, yaitu Abu Bakar dan Umar” (HR.Imam Ahmad).

Ia adalah Abu Hafshah ‘Umar bin Al-Khattab Al-‘Adawi Al-Qurasyi. Satu-satunya sahabat yang berani hijrah ke Madinah secara terang-terangan itu, digelari Al-Faruq oleh Rasulullah ‘alaihis sholatu wassalam. Dengan sangat lugas ia pilah kebenaran dan kebathilan. Ia selalu berdiri tegak di sisi Al-Qur’an. Tegas menerapkan hukum-hukumnya, tidak sudi untuk selangkah di belakangnya atau selangkah di depannya. Bukan saja orang-orang kafir yang ketakutan tiap berhadapan dengannya, bahkan syetan pun lari terbirit-birit jika berpapasan di jalan.

Tentang Umar, Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah menjadikan kebenaran pada lidah dan hati Umar." (HR Turmudzi). Pernyataan Rasulullah tersebut didasari karena beberapa pendapat Umar bin Khaththab yang sejalan dengan kehendak dalam Al-Qur'an, antara lain sebagai berikut.

Yang pertama, saat Umar usul kepada Rasulullah ’alaihis sholatu wassalam, “Wahai Rasululullah, andai kita jadikan sebagian Maqam Ibrahim sebagai tempat sholat?”. Maka turunlah surat Al-Baqarah ayat 125, “Dan ketika Kami jadikan Baitullah tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat”.

Yang kedua tentang syari’at hijab. Ketika Umar merasa risih melihat para istri Rasulullah ‘alaihis sholatu wassalam yang kadang harus bertemu dengan berbagai jenis manusia, yang baik maupun yang buruk. Maka Umar mengusulkan agar para Ummahatul Mu’minin menggunakan hijab agar lebih terjaga. Lalu turunlah ayat tentang hijab yang menyetujui pendapat Umar itu.

Yang ketiga, waktu Hafshah dan Aisyah sedang cemburu berat karena madu yang sering dihadiahkan oleh Mariyah Qibthiyah, sampai Rasulullah harus mengharamkan atas dirinya madu. Maka Umar mengatakan kepada Hafshah putrinya, “Jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi  Rabb-nya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri yang lebih baik daripada kamu”. Maka turunlah surat At-Tahrim ayat 5, dengan redaksi kata yang mirip.

Yang keempat, tentang pengharaman khamr (minuman keras). Tatkala Umar berdoa kepada Allah, “Ya Allah, jelaskanlah kepada kami tentang khamr dengan penjelasan yang memuaskan”. Maka turunlah ayat yang mengharamkan khamr dan penjelasan mengenai madharat yang diakibatnya dalam surat Al-Baqarah ayat 219.

Kelima, tentang larangan mensholatkan jenazah orang munafik. Saat Rasulullah ’alaihis sholatu wassalam diminta untuk mensholatkan jenazah Abdullah bin Ubay bin Salul, gembong munafiqun di Madinah. Maka Umar bertanya kepada Rasulullah, “Apakah kita mensholatkan musuh Alloh, wahai Rasulullah?”. Lalu turunlah surat At-Taubah ayat 84, yang melarang kaum Muslimin untuk mensholatkan jenazah orang-orang munafik.

Keenam, saat suatu ketika putra Umar masuk ke kamarnya, sedangkan Umar masih tertidur. Kemudian Umar terbangun dan merasa tidak nyaman dengan hal itu, maka ia berdoa, “Semoga Alloh mengharamkan ia masuk”. Lalu turunlah ayat isti’dzan dalam surat An-Nuur ayat 58, yang mengatur waktu dimana seorang budak atau seorang anak harus minta izin terlebih dahulu sebelum masuk ke kamar orang tuanya.

Ketujuh, tentang perang Badar. Tatkala Rasulullah ’alaihis sholatu wassalam mengadakan syuraa dan meminta pendapat para sahabat sebelum perang Badar. Maka Umar mengusulkan agar pasukan Muslimin keluar menyongsong kuffar Quraisy di lembah Badar. Rasulullah pun sepakat dan turunlah surat Al-Anfal ayat 5 yang meng-iyakan hal itu.

Serta masih banyak lagi pendapat 'Umar yang mendapatkan persetujuan dari Al-Qur’an. Maka tidaklah berlebihan jika Rasulullah berkata bahwa jika seandainya setelahku ada nabi maka 'Umar lah orangnya.

Turunnya Nabi Isa Ibnu Maryam di Akhir Zaman



Ahlus Sunnah mengimani tentang turunnya Nabi ‘Isa Alaihissalam di akhir zaman. Sifat-sifat Nabi ‘Isa Alaihissalam yang tercantum di berbagai riwayat adalah beliau seorang laki-laki, berperawakan tidak tinggi juga tidak pendek, kulitnya kemerah-merahan, rambut-nya keriting, berdada bidang, rambutnya meneteskan air seolah-olah beliau baru keluar dari kamar mandi, beliau membiarkan rambutnya terurai memenuhi kedua pundaknya.

Dalam sebuah riwayat, Nawwas bin Sam’an berkata, “Pada suatu pagi, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam menyebut Dajjal, beliau melirihkan suara dan mengeraskannya hingga kami mengiranya berada di sekelompok pohon kurma. “Saat Dajjal seperti itu, tiba-tiba ‘Isa putra Maryam turun di sebelah timur Damaskus di menara putih dengan mengenakan dua baju (yang dicelup wars dan za’faran) seraya meletakkan kedua tangannya di atas sayap dua malaikat, bila ia menundukkan kepala, air pun menetas. Bila ia mengangkat kepala, air pun bercucuran seperti mutiara. Tidaklah orang kafir mencium bau dirinya melainkan ia akan mati. Sungguh bau nafasnya sejauh mata memandang.…(HR. Muslim no. 2937).

Inilah hadits yang paling masyhur tentang tempat turunnya 'Isa Al Masih, yaitu diatas menara putih timur kota Damaskus. Namun demikian pernah juga saya membaca di sebuah kitab, bahwa 'Isa 'alaihissalam akan turun di menara putih sebelah timur Masjid Jami' kota Damaskus. Barangkali riwayat inilah yang di hafal dengan baik. Sedang riwayat yang mengatakan,"bahwa Beliau turun diatas menara putih timur kota Damaskus" itu merupakan ungkapan yang telah berubah, yakni ungkapan yang oleh perawinya diucapkan menurut apa yang dia pahami. Karena kenyataannya di Damaskus tidak ada menara yang disebut "Al-Manarah Asy-Syarqiyah" (Menara Timur) selain menara yang terletak sebelah timur Masjid Jami' Umawi. Dan agaknya pengertian inilah lebih pas dan cocok, karena ketika turunnya 'Isa itu iqamat telah dikumandangkan. Maka seseorang mempersilakan Beliau,"Wahai imam kaum muslimin , Wahai Ruh Allah, majulah." Lalu jwab Beliau, "Majulah kamu , karena iqamat ini dikumandangkan untukmu." Dan dalam riwayat lain di katakan:"Sebagian kamu adalah pemimpin atas sebagian yang  lain."

Semoga Allah benar-benar memuliakan umat ini. Sekarang ini bangunan tersebut telah di renovasi pada tahun 741 H, menggunakan batu-batu putih. Pembangunannya dilaksanakan atas biaya orang-orang Nashrani, yang telah membakar menara sebelumnya di tempat itu. Barangkali itu pun salah satu bukti kenabian Muhammad shallahu 'alaihi wasallam yang tampak dengan mata kepala, dimana Allah menakdirkan pembangunan menara ini atas biaya kaum Nashrani sampai dengan turunnya Nabi 'Isa ibnu Maryam kelak.

Lalu Beliau akan membunuh babi, mematahkan salib, tidak menerima upeti dari mereka. Tetapi barangsiapa yang masuk islam, maka diterima islamnya. Dan kalau tidak maka dibunuh. Begitupu hukum yang akan Beliau terapkan terhadap orang-orang kafir dibelahan bumi yag lain pada waktu itu. Demikianlah diantara pemberitahuan mengenai apa yang akan dilakukan 'Isa Al Masih dan syariat yang akan diterapkannya, yaitu bahwa yang akan Beliau laksanakan tak lain adalah syariat islam yang suci ini.

Begitu pula terdapat hadits shahih bahwa Ya'juj Ma'juj akan muncul pada
masa turunnya 'Isa ibnu Maryam, dimana Allah membinasakan mereka atas berkah doa Beliau dalam satu malam. Wallahu a'lam bishshawab.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dikutip dari Huru-hara Hari Kiamat Ibnu Katsir




Pentingnya Niat Sebelum Beramal



عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ.

Arti Hadits:

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab radhiallahuanhu, dia berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.  (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Catatan:

1. Hadits ini merupakan salah satu dari hadits-hadits yang menjadi inti ajaran Islam. Imam Ahmad dan Imam Syafi’i berkata: Dalam hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu. Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri dari perbuatan hati, lisan dan anggota badan, sedangkan niat merupakan salah satu bagian dari ketiga unsur tersebut. Diriwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa dia berkata," Hadits ini mencakup tujuh puluh bab dalam fiqh. Sejumlah ulama bahkan ada yang berkata," Hadits ini merupakan sepertiga Islam.

2. Sebab dituturkannya hadits ini, yaitu: ada seseorang yang hijrah dari Mekkah ke Madinah dengan tujuan untuk dapat menikahi seorang wanita yang konon bernama: “Ummu Qais” bukan untuk meraih pahala berhijrah. Maka orang itu kemudian dikenal dengan sebutan “Muhajir Ummi Qais” (Orang yang hijrah karena Ummu Qais).

Kandungan Hadits:

1. Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah tidak akan menghasilkankan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta’ala).

2. Waktu pelaksanaan niat dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati.

3. Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena Allah ta’ala dituntut pada semua amal shaleh dan ibadah.

4. Seorang mu’min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya.

5. Semua perbuatan yang bermanfaat dan mubah (boleh) jika diiringi niat karena mencari keridhaan Allah maka dia akan bernilai ibadah.

6. Yang membedakan antara ibadah dan adat (kebiasaan/rutinitas) adalah niat.

7. Hadits di atas menunjukkan bahwa niat merupakan bagian dari iman karena dia merupakan pekerjaan hati, dan iman menurut pemahaman Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.

Ajaib, Ternyata Kaktus Bisa Jadi Kompas








Ketika tanaman-tanaman yang tumbuh tidak dapat menggali lubang untuk berteduh dari sengatan matahari, seseungguhnya Allah telah melengkapi tanaman-tanaman tersebut dengan perangkat khusus yang dapat melindunginya dari rasa panas,terbakar dan kehausan. Kaktus dengan berbagai jenisnya, merupakan kelompok tumbuhan yang hidup di daerah padang pasir yang sangat panas.

Diantara jenis kaktus yang terkenal adalah tanaman tin berduri, mempunyai batang sangat kuat, tertutup oleh daun-daunnyayang bergelantungan, tumbuh dengan lebatnya, bahkan buahnya mengeluarkan air. Semuanya seolah-olah sudah di persiapkan untuk menghadapi panasnya udara gurun. Terdapat jenis kaktus yang sangat menakjubkan, jenis ini diberi nama "Kaktus Drum" karena batangnya berbentuk seperti drum yang dapat menyimpan air.

Sementara kulit luarnya menyerupai dinding drum dan mempunyai kerutan-kerutan elastis memutar. Kerutan-kerutan ini dapat membesar ketika drum tersebut menambah kadar air di dalamnya. Batang pohon kaktus jenis ini selalu condong ke arah kanan, oleh karena itu kaktus ini juga disebut dengan "Kaktus Kompas". Para pemandu padang pasir menggunakan kaktus jenis ini untuk menentukan arah.

Sabtu, 20 Agustus 2016

Musa bin Nushair, Sang Penakluk Maghrib dan Andalusia



Dialah Musa bin Nushair yang lahir tahun 19 H. Seorang panglima yang disegani, ahli siasat dan lelaki yang bertekad bulat. Beliaulah yang memimpin armada laut kaum muslimin di zaman Mu’awiyah tahun 27 H untuk menaklukkan Cyprus. Selain penakluk, Musa juga seorang da’i ulung. Berkat jasanyalah penduduk Maghrib (Afrika Utara) masuk Islam.

Selama penaklukannya, Musa tergolong panglima yang bernasib baik. Konon dikisahkan bahwa tatkala menaklukkan Andalusia, ada seseorang yang berkata kepadanya: “Utuslah sejumlah pasukan bersamaku, niscaya akan kutunjukkan kepadamu harta karun yang agung”. Maka Musa mengutus sejumlah pasukan bersama orang tersebut ke suatu tempat. Sesampainya di sana, orang itu memerintahkan mereka agar menggali, maka mereka pun menggali hingga menemukan sebuah ruangan besar yang berisi permata, yakut, zabarjud yang membuat mereka terbelalak. Adapun emas maka tak bisa lagi diceritakan banyaknya.

Ada sebuah kisah menarik tentang Musa bin Nushair. Ibnu Asakir meriwayatkan bahwa ketika Musa berkunjung ke Damaskus, Umar bin Abdul Aziz bertanya kepadanya tentang kejadian paling ajaib yang pernah dialaminya selama berperang di lautan. Maka Musa mengisahkan sebagai berikut:

“Suatu ketika, kami sampai di sebuah pulau. Di sana kami mendapati ada 16 buah kendi yang disegel dan dicap oleh Sulaiman bin Dawud 'alaihissalam. Maka kuperintahkan agar mengambil empat daripadanya dan melubangi salah satunya. Maka muncullah sosok syaithan yang menepuk-nepuk kepalanya seraya berkata: “Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku takkan berbuat kerusakan lagi di muka bumi”, kemudian syaithan tadi melihat-lihat dan berkata: “Mengapa aku tidak mendapati kemegahan Sulaiman dan kerajaannya?” lalu sesaat kemudian menghilang. Maka kuperintahkan agar ketiga kendi sisanya dikembalikan ke tempat semula” lanjut Musa.

Selama penaklukan Andalusia, Musa banyak menyaksikan keajaiban. Ia mengatakan: "Andai saja orang-orang menurut kepadaku, niscaya akan kupimpin mereka untuk menaklukan kota Rumiya -yaitu kota terbesar di Eropa- hingga Allah menaklukkannya lewat tanganku insya Allah."

Ketika Musa berkunjung kepada Khalifah Walid, Musa membawa bersamanya tiga puluh ribu orang tawanan. Dan itu adalah ghanimah dari peperangan terakhirnya di wilayah Maghrib. Saat itu ia datang membawa harta, pusaka, mutiara dan permata yang tak terhingga dan tak terlukiskan.

Semenjak itu, Musa tetap tinggal di Damaskus hingga Walid wafat dan digantikan oleh Sulaiman bin Abdul Malik. Akan tetapi Sulaiman justru mengkritik Musa dan memenjarakannya di Istana, sembari menuntut sejumlah besar harta darinya.

Musa tetap berada dalam tahanan Sulaiman hingga Sulaiman berangkat haji dengan orang- orang di tahun 98 H dan membawa Musa bersamanya. Maka Musa akhirnya wafat di Madinah, atau di Wadil Qura dalam usia mendekati 80 tahun. Ada pula yang mengatakan bahwa ia wafat di tahun berikutnya, wallaahu a’lam. Semoga Allah merahmati dan memaafkannya dengan kasih sayang-Nya, Aamien.


Fenomena Bunga Es (Frost Flowers)

Fenomena Bunga Es (Frost Flowers)

Bunga Es atau Frost Flowers sangatlah indah namun sayangnya, bunga seperti ini sangatlah langka, karena butuh kondisi yang tepat agar bunga es ini tebentuk. Bunga es yang terlihat pada tanaman dan kayu ini bukanlah embun (uap air) yang membeku yang biasa disebut frost. Jadi penamaannya agak sedikit membuat bingung.


Bunga es biasanya terbentuk pada pagi hari di akhir musim gugur atau awal musim dingin ketika lapisan es yang sangat tipis didorong keluar dari batang tanaman atau kadang-kadang kayu. Ekstrusi ini menciptakan pola indah yang melengkung dan melipat dan menjadi mirip dengan bunga yang indah sehingga fenomena ini dinamakan bunga es.

Awal musim dingin dan akhir musim gugur adalah waktu yang optimal bagi bunga es untuk terbentuk, karena suhu udara harus berada pada titik beku (atau dibawah) namun suhu tanah harus lebih hangat atau belum berada pada titik beku.


Ketika suhu udara mencapai titik beku (atau di bawah titik beku) cairan (getah) di batang tanaman akan mengembang, menyebabkan celah tipis terbentuk sepanjang batang.

Air kemudian didorong keluar (merembes) melalui celah tersebut oleh aksi kapiler dan membeku saat kontak dengan udara. Karena semakin banyak air yang didorong keluar, lapisan es tipis pun terdorong menjauh dari batang, menyebabkan "kelopak" tipis bunga es terbentuk.


Efek bunga es juga terjadi pada pohon berkayu, meskipun kayu tersebut telah menjadi pagar atau atau gerbang, seperti yang terlihat di atas. Dalam hal ini air diekstrusi melalui pori-pori di kayu (bukan celah) membentuk dawai/benang es yang tipis yang terlihat sangat mirip rambut sehingga disebut sebagai "rambut es" atau "jenggot beku".


Jika Anda menemukan bunga es, hati-hati! Janganlah mencoba untuk mengambilnya, jika Anda memiliki kamera atau ponsel, abadikanlah dia sebagai gantinya. Bunga es yang sangat halus biasanya akan pecah bila disentuh.

Tidak hanya itu, karena dibuat seperti lembaran tipis es, mereka akan mencair saat matahari terbit lebih tinggi di langit. Anda mungkin tidak akan melihat bunga es lagi pada hari berikutnya, kecuali jika kondisinya tepat. Jadi besar kemungkinan bahwa bunga es pertama yang Anda lihat adalah bunga es terakhir Anda.



Sumber : Apakabardunia.com