Jumat, 26 Agustus 2016

Perilaku Dan Akhlak Jahiliyah Yang di Tentang Rasulullah bag 5






Masalah ke-5:
Berhujjah Dengan Kuantitas Tanpa Mau Memperhatikan Sandarannya

Termasuk kaidah orang-orang jahiliyah yang paling besar (padahal kaidah tersebut menipu mereka) adalah berdalil dengan kuantitas (jumlah), dan berhujjah dengannya untuk membenarkan sesuatu, serta menjadikannya sebagi tolak ukur. Maksudnya, jika sesuatu itu asing dan sedikit jumlah orang yang mengikutinya, maka sesuatu itu adalah kebatilan. Lalu Allah datangkan kepada mereka apa yang membantah pemahaman mereka, dan menjelaskannya di banyak tempat di dalam Al-Qur'an.

Note:

Termasuk perkara kejahiliyahan adalah berdalil dengan banyaknya pengikut untuk mengukur suatu kebenaran, dan berdalil dengan sedikitnya pengikut untuk mengukur suatu kebatilan. Menurut mereka apa yang banyak pengikutnya itulah yang benar, dan apa yang sedikit pengikutnya itulah yang batil. Padahal ini timbangan yang salah. Karena Allah ta'ala berfirman :

"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)." (QS. Al An'am : 116).

Dan Allah berfirman," Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Al A'raf : 187).

Dan juga Allah berfirman,"Dan Kami tidak mendapati kebanyakan mereka memenuhi janji.Sesungguhnya Kami mendapati kebanyakan mereka orang-orang yang fasik." (QS. Al A'raf : 102).

Jadi yang dijadikan timbangan itu bukanlah banyak atau sedikitnya pengikut, akan tetapi yang menjadi timbangan adalah kebenaran. Maka barang siapa berada di atas kebenaran (walaupun sendiri),dialah yang benar. Dan jika mayoritas orang berada diatas kebatilan, maka kewajiban yang ada adalah meninggalkannya dan tidak tertipu dengannya. Sehingga ukuran segala sesuatu adalah kebenaran.

Dan Allah ta'ala ketika mengisahkan tentang umat-umat terdahulu, mengabarkan bahwa yang minoritas terkadang mereka berada diatas kebenaran. Sebagaimana Allah ta'ala berfirman,"Dan tidak beriman bersamanya (Nuh) kecuali sedikit." (QS. Hud : 10).

Sesuatu yang dianggap sebagai suatu kebenaran (walaupun sedikit pengikutnya) maka wajib dijadikan sebagai pegangan. Karena itu jalan keselamatan. Sedangkan kebatilan tidak akan dikuatkan oleh kuatitas pengikutnya selama-lamanya. Inilah timbangan yang wajib dijadikan pegangan oleh setiap individu muslim. Wallahu a'lam bishshawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar