Minggu, 12 Februari 2017

Kisah Wanita Tukang Sisir Anak Putri Fir'aun


Dari Ibnu Abbas radhiyallahu'anhuma beliau berkata, Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda,"Ketika malam aku di isra' kan aku mencium aroma yang sangat wangi, aku bertanya,'wahai Jibril, wangi apa ini? Jibril menjawab,'Ini adalah wangi wanita tukang sisir anak perempuan Fir'aun dan anak-anaknya.' Aku bertanya,'Bagaimana bisa demikian?' Jibril menjawab,' Ketika menyisir rambut anak putri Fir'aun, tiba-tiba sisirnya jatuh dari tangannya, maka dia mengucapkan,'Bismillah'. Anak putri Fir'aun berkata,'Hai,dengan nama bapakku.' Wanita tukang sisir menjawab,'Tidak, akan tetapi Tuhanku dan Tuhanmu demikian juga Tuhan ayahmu adalah Allah'. Anak putri Fir'aun bertanya,'Kalau begitu kamu punya Tuhan selain ayahku?' Wanita tukang sisir itu menjawab,'Ya' Anak putri Fir'aun menjawab,'Akan aku laporkan pada ayahku.' Wanita tukang sisir menjawab,'Silahkan'.

Kemudian anak putri Fir'aun memberitahukan kejadian ini kepada ayahnya dan akhirnya Fir'aun memanggilnya. Fir'aun bertanya,'Wahai Fulanah, betulkah kamu mempunyai Tuhan selain aku?' Wanita tukang sisir menjawab,' Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.'

Maka Fir'aun memerintahkan untuk mempersiapkan periuk besar dari tembaga untuk dipanaskan. Kemudian satu persatu anak wanita tukang sisir itu mulai dilemparkan ke dalam periuk yang mendidih.

Beberapa saat kemudian, wanita tukang sisir mengajukan permohonan kepada Fir'aun, dengan berkata,' Ada satu permintaan dariku.' Fir'aun menjawab,' Apa permintaanmu?' Wanita tukang sisir menjawab,' Aku ingin tulang tubuhku dan tulang-tulang anak-anakku kelak dibungkus dalam satu kain untuk kemudian dikuburkan bersama.' Fir'aun menjawab,' Akan aku penuhi permintaanmu.'

Anak-anak tukang sisir itu masih terus dilemparkan kedalam periuk mendidih hingga yang terakhir tiba giliran anak yang masih menyusu. Pada saat itu wanita tukang sisir nampak ragu-ragu, tetapi tiba-tiba bayi yang masih menyusu itu berkata,' Wahai ibuku, ceburkan diri ibu ke dalam periuk yang mendidihitu, karena sesungguhnya siksa dunia ini jauh lebih ringan dibanding siksa akhirat."

(HR. Ahmad 3/309, ath-Thabrani dalam al-Mu'jam al Kabir dan Ibnu Hibban 2892)

Pelajaran yang dapat di petik :
1) Anjuran untuk tetap sabar dan teguh ketika muncul fitnah dan pada saat ditimpa cobaan.

2) Balasan itu sesuai dengan jenis amal yang dikerjakan.

3) Orang yang bersabar dalam memegang teguh agama dan tidak takut dicela orang niscaya memperoleh pahala dan ganjaran yang sangat besar.

4) Seorang muslim diperbolehkan mengajukan permintaan yang mengandung kebaikan sekalipun kepada musuh Allah, sebagaimana dalam kisah tukang sisir diatas.

5) Sesungguhnya Allah senantiasa memberi jalan keluar untuk para kekasih-Nya dari musibah yang menimpa.

6) Ketetapan karamah Allah yang diberikan bagi orang yang shalih dan shalihah.

7) Karamah termasuk kategori peristiwa langka dan luar biasa.

Kamis, 09 Februari 2017

Kisah Nabi Musa 'alaihissalam Dan Batu Yang Melarikan Bajunya

kisah nabi musa

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

"Bani Israil biasa mandi dengan bertelanjang, satu sama lain saling melihat anggota badan temannya. Tetapi Nabi Musa 'alaihissalam mandi seorang diri. Mereka mengatakan,"Demi Allah! tidak ada yang menghalangi Musa mandi bersama-sama dengan kita kecuali karena buah p*l*rnya besar.'

Pada suatu kali Nabi Musa mandi, kainnya diletakkan diatas batu, lalu batu itu melarikan kain Nabi Musa dan beliau menyusulnya sambil berteriak,'Kainku! Kainku! Hai batu!'

Sehingga oleh karena itu, Bani Israil dapat melihat (aurat) Nabi Musa lantas berkata,'Demi Allah! Musa tidak berpenyakit apa-apa.'

Lalu Nabi Musa mengambil kainnya dan dipukulnya batu itu."

Abu Hurairah berkata,"Demi Allah pada batu itu terdapat enam atau tujuh bekas pukulan."

Dan turunlah ayat yang berkenaan dengan cerita ini,"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa, maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia orang yang mempunyai kedudukan di sisi Allah." (QS. Al Ahzab : 69).

(HR. Bukhari no. 278, dan Muslim no. 2372)

Pelajaran yang dapat dipetik :

1) Dalam keadaan darurat diperbolehkan telanjang, adapun dalam kondisi wajar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda kepada Mu'awiyah bin Al Hakam,' Jagalah auratmu kecuali terhadap istrimu dan budak-budak yang kamu miliki.'

2) Ketika darurat seperti pengobatan dan hal-hal lain semacamnya diperbolehkaan melihat aurat orang lain.

3) Diperbolehkan mandi telanjang jika seorang diri, dan yang lebih utama adalah memakai penutup.

4) Syari'at umat sebelum Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam jika bertentangan dengan syari'at Muhammad tidak menjadi syari'at Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

5) Para Nabi adalah manusia-manusia yang paling baik dari segi fisik dan akhlak.

6) Para Nabi sebagaimana manusia, mempunyai sifat-sifat yang manusiawi seperti marah dan memukul.

7) Hadits ini menerangkan keteguhan dan kesabaran para Nabi atas perilaku orang-orang bodoh dan gangguan mereka.

8) Keutamaan rasa malu, malu merupakan akhlak mulia dan sifat para Nabi.

Jumat, 03 Februari 2017

Gambaran Telaga Rasulullah Di Akhirat

Telaga Haudh

Sebagai seorang muslim kita harus meyakini bahwa Allah telah memberikan nikmat yang begitu besar kepada Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam. Diantara nikmat tersebut adalah berupa sebuah telaga di akhirat kelak. Dan inilah salah satu keyakinan Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah yang tertuang dalam Ushulus Sunnah-nya.

"Dan beriman dengan telaga dan bahwa Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam memiliki telaga pada hari kiamat yang akan di datangi oleh umatnya dimana luasnya sepanjang perjalanan sebulan dan bejana-bejananya sebanyak bintang-bintang di langit menurut riwayat-riwayat yang shahih dari beberapa jalan."

Salah satu riwayat yang menggambarkan telaga yang dimiliki Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari sahabat 'Abdullah bin 'Amr :

"Telagaku sepanjang perjalanan sebulan, dan tepi-tepinya sama. Airnya lebih putih daripada air susu, bau harumnya lebih wangi daripada minyak misik dan bejana-bejananya sebanyak bintang-bintang yang ada di langit. Barangsiapa yang minum darinya niscaya dia tidak akan dahaga selama-lamanya."

Sedangkan dalam hadits Abu Dzar secara marfu' :

"Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh bejana-bejana yang ada di telaga Nabi jumlahnya lebih banyak dari bintang-bintang yang ada di langit. Dan bintang-bintangnya sangat bersinar pada waktu malam yang sangat gelap, itulah bejana-bejana surga. Barangsiapa dari telaga tersebut, niscaya ia tidak akan dahaga (selamanya). Luasnya seperti panjangnya, yakni sejauh antara Amman dan Ailah. Airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu." (HR. Muslim :2300).

Lihat ta'liq terhadap Aqidah ath- Thahawiyyah hal.30 dan kitab Marwiyyaat ash-Shahaabah fil Haudhi wal Kautsar, karena telah disebutkan didalamnya hadits-hadits dari sekelompok sahabat yang jumlah mereka lebih dari 60 orang sahabat. Dan sekelompok para Imam telah menyatakan atas mutawatirnya hadits tersebut, diantaranya Imam an-Nawawi, Ibnu 'Abdil Bar, Al-Qurthubi, Ibnu Hajar dan banyak lagi selain mereka.

Itulah gambaran tentang telaga yang dimiliki oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, semoga kita termasuk orang-orang yang akan meminum air dari telaga tersebut.