Kamis, 09 Februari 2017

Kisah Nabi Musa 'alaihissalam Dan Batu Yang Melarikan Bajunya

kisah nabi musa

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

"Bani Israil biasa mandi dengan bertelanjang, satu sama lain saling melihat anggota badan temannya. Tetapi Nabi Musa 'alaihissalam mandi seorang diri. Mereka mengatakan,"Demi Allah! tidak ada yang menghalangi Musa mandi bersama-sama dengan kita kecuali karena buah p*l*rnya besar.'

Pada suatu kali Nabi Musa mandi, kainnya diletakkan diatas batu, lalu batu itu melarikan kain Nabi Musa dan beliau menyusulnya sambil berteriak,'Kainku! Kainku! Hai batu!'

Sehingga oleh karena itu, Bani Israil dapat melihat (aurat) Nabi Musa lantas berkata,'Demi Allah! Musa tidak berpenyakit apa-apa.'

Lalu Nabi Musa mengambil kainnya dan dipukulnya batu itu."

Abu Hurairah berkata,"Demi Allah pada batu itu terdapat enam atau tujuh bekas pukulan."

Dan turunlah ayat yang berkenaan dengan cerita ini,"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa, maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia orang yang mempunyai kedudukan di sisi Allah." (QS. Al Ahzab : 69).

(HR. Bukhari no. 278, dan Muslim no. 2372)

Pelajaran yang dapat dipetik :

1) Dalam keadaan darurat diperbolehkan telanjang, adapun dalam kondisi wajar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda kepada Mu'awiyah bin Al Hakam,' Jagalah auratmu kecuali terhadap istrimu dan budak-budak yang kamu miliki.'

2) Ketika darurat seperti pengobatan dan hal-hal lain semacamnya diperbolehkaan melihat aurat orang lain.

3) Diperbolehkan mandi telanjang jika seorang diri, dan yang lebih utama adalah memakai penutup.

4) Syari'at umat sebelum Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam jika bertentangan dengan syari'at Muhammad tidak menjadi syari'at Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

5) Para Nabi adalah manusia-manusia yang paling baik dari segi fisik dan akhlak.

6) Para Nabi sebagaimana manusia, mempunyai sifat-sifat yang manusiawi seperti marah dan memukul.

7) Hadits ini menerangkan keteguhan dan kesabaran para Nabi atas perilaku orang-orang bodoh dan gangguan mereka.

8) Keutamaan rasa malu, malu merupakan akhlak mulia dan sifat para Nabi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar