Sabtu, 20 Agustus 2016

Musa bin Nushair, Sang Penakluk Maghrib dan Andalusia



Dialah Musa bin Nushair yang lahir tahun 19 H. Seorang panglima yang disegani, ahli siasat dan lelaki yang bertekad bulat. Beliaulah yang memimpin armada laut kaum muslimin di zaman Mu’awiyah tahun 27 H untuk menaklukkan Cyprus. Selain penakluk, Musa juga seorang da’i ulung. Berkat jasanyalah penduduk Maghrib (Afrika Utara) masuk Islam.

Selama penaklukannya, Musa tergolong panglima yang bernasib baik. Konon dikisahkan bahwa tatkala menaklukkan Andalusia, ada seseorang yang berkata kepadanya: “Utuslah sejumlah pasukan bersamaku, niscaya akan kutunjukkan kepadamu harta karun yang agung”. Maka Musa mengutus sejumlah pasukan bersama orang tersebut ke suatu tempat. Sesampainya di sana, orang itu memerintahkan mereka agar menggali, maka mereka pun menggali hingga menemukan sebuah ruangan besar yang berisi permata, yakut, zabarjud yang membuat mereka terbelalak. Adapun emas maka tak bisa lagi diceritakan banyaknya.

Ada sebuah kisah menarik tentang Musa bin Nushair. Ibnu Asakir meriwayatkan bahwa ketika Musa berkunjung ke Damaskus, Umar bin Abdul Aziz bertanya kepadanya tentang kejadian paling ajaib yang pernah dialaminya selama berperang di lautan. Maka Musa mengisahkan sebagai berikut:

“Suatu ketika, kami sampai di sebuah pulau. Di sana kami mendapati ada 16 buah kendi yang disegel dan dicap oleh Sulaiman bin Dawud 'alaihissalam. Maka kuperintahkan agar mengambil empat daripadanya dan melubangi salah satunya. Maka muncullah sosok syaithan yang menepuk-nepuk kepalanya seraya berkata: “Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku takkan berbuat kerusakan lagi di muka bumi”, kemudian syaithan tadi melihat-lihat dan berkata: “Mengapa aku tidak mendapati kemegahan Sulaiman dan kerajaannya?” lalu sesaat kemudian menghilang. Maka kuperintahkan agar ketiga kendi sisanya dikembalikan ke tempat semula” lanjut Musa.

Selama penaklukan Andalusia, Musa banyak menyaksikan keajaiban. Ia mengatakan: "Andai saja orang-orang menurut kepadaku, niscaya akan kupimpin mereka untuk menaklukan kota Rumiya -yaitu kota terbesar di Eropa- hingga Allah menaklukkannya lewat tanganku insya Allah."

Ketika Musa berkunjung kepada Khalifah Walid, Musa membawa bersamanya tiga puluh ribu orang tawanan. Dan itu adalah ghanimah dari peperangan terakhirnya di wilayah Maghrib. Saat itu ia datang membawa harta, pusaka, mutiara dan permata yang tak terhingga dan tak terlukiskan.

Semenjak itu, Musa tetap tinggal di Damaskus hingga Walid wafat dan digantikan oleh Sulaiman bin Abdul Malik. Akan tetapi Sulaiman justru mengkritik Musa dan memenjarakannya di Istana, sembari menuntut sejumlah besar harta darinya.

Musa tetap berada dalam tahanan Sulaiman hingga Sulaiman berangkat haji dengan orang- orang di tahun 98 H dan membawa Musa bersamanya. Maka Musa akhirnya wafat di Madinah, atau di Wadil Qura dalam usia mendekati 80 tahun. Ada pula yang mengatakan bahwa ia wafat di tahun berikutnya, wallaahu a’lam. Semoga Allah merahmati dan memaafkannya dengan kasih sayang-Nya, Aamien.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar