Kamis, 29 September 2016

Inilah Golongan Dalam Islam Yang Paling Selamat

ahlus sunnah

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Senantiasa ada sekelompok dari ummatku yang tegak dengan perintah Allah, tidak membahayakan mereka orang-orang yang menghinakan dan menyelisihi mereka sampai datangnya keputusan Allah (hari kiamat), sedangkan mereka selalu nampak dihadapan manusia”. (Muttafaqun alaih, HR. Bukhori: 3116, dan Muslim: 1924 dengan lafadznya dari hadits Muawiyah dan yang lainnya).

Telah ditafsirkan makna Ath Thoifah Al-Manshuroh dan Al-Firqoh An-Najiyah dengan Ahlul Hadits. Ibnu Mubarok Rahimahullahu berkata: “Mereka menurutku adalah Ahlul Hadits.” (lihat Syarofu Ashabil Hadits hal-26).

Ibnul Madini dan Bukhori Rahimahullahu berkata: “Mereka adalah Ahlul Hadits.” (lihat Syarofu Ahlul Hadits hal-27).

Yazid bin Harun dan Ahmad bin Hambal Rahimahullahu berkata: “Kalau mereka bukan Ahlul Hadits, maka aku tidak mengetahui siapakah mereka”. (lihat Syarofu Ashabil Hadits hal-26,27,49).

Ahmad bin Sinan Rahimahullahu berkata: “Mereka adalah para Ulama’ dan Ahlul Atsar (Ahlul Hadits). (lihat Syarofu Ashabil Hadits hal-27).

Baca juga : Fitnah Yang Beratnya Hampir Sama Dengan Dajjal

Al-Khotib al-Baghdadi Rahimahullahu berkata: “Allah telah  menjadikan Ahlul Hadits sebagai pondasi syari’at dan melenyapkan dengan mereka setiap bid’ah yang sesat. Mereka adalah kepercayaan Allah dari makhluk-Nya, dan perantara antara Nabi n dan umatnya, serta orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam menjaga ajarannya. Cahaya mereka berkilauan, keutamaan-keutamaan mereka cemerlang, tanda-tanda mereka bersinar terang, madzhab mereka nampak, hujjah-hujjah mereka sangat kuat. Seluruh golongan mengedepankan hawa nafsu atau menganggap baik sebuah pendapat dalam mengembalikan suatu permasalahan, kecuali Ahlul Hadits; kitabullah senjata mereka, sunnah Rasulullah hujjah mereka, Rasul n golongan mereka, kepadanya mereka menisbatkan diri, mereka tidak condong kepada hawa nafsu dan tidak berpaling dengan pendapat. Hadits-hadits yang mereka riwayatkan dari Rasul diterima, karena mereka adalah orang-orang kepercayaan dan orangorang yang adil, mereka penjaga dan pembela agama, mereka orangorang yang memperhatikan ilmu dan pembawanya. Apabila ada hadits yang diperselisihkan, kepada merekalah tempat kembali, kalau mereka menghukumi maka keputusan mereka didengar dan diterima. Dari mereka semua (muncul) Ulama’ dan Fuqoha’, para imam yang mulia dan terhormat, orang yang zuhud dari setiap upah, dan mereka memiliki keutamaan yang mulia, serta pembaca AlQur’an yang mahir dan khotib yang fasih, mereka adalah golongan yang mulia dan jalan mereka adalah jalan yang lurus. Seluruh ahlu bid’ah memerangi aqidah mereka, namun terhadap madzhab selain madzhab Ahlul Hadits tidak memusuhinya. Maka siapa yang memusuhi mereka (yaitu Ahlul Hadits) niscaya Allah akan menghancurkannya, dan siapa yang menentang mereka niscaya Allah akan membinasakannya. Tidak membahayakan mereka orangorang yang menghinakannya dan tidak akan beruntung orang yang meninggalkannya. Orang-orang yang berhati-hati terhadap agamanya sangat membutuhkan nasehat mereka, dan orang-orang yang memandang mereka dengan kebencian pasti akan menyesal, sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuasa menolong mereka.” (lihat Syarofu ashabil Hadits hal 8-9).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullahu berkata: “Madzhab Ahlul Hadits, mereka adalah salaf (orang-orang yang terdahulu) dari tiga generasi (pertama) dan siapa yang meniti jalan mereka.” (lihat Majmu’ Fatawa: 6/355).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullahu berkata: “Manusia yang lebih berhak menjadi golongan yang selamat adalah Ahlul Hadits dan Sunnah. Mereka tidak memiliki panutan yang diikuti kecuali Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Mereka manusia yang paling mengetahui perkataannya dan perbuatan Nabi n. Mereka manusia yang paling membedakan antara hadits yang shohih dan yang lemah. Para imam hadits adalah ulama’ yang faqih, mereka adalah manusia yang paling memahami makna hadits dan mengikutinya dengan keyakinan, perbuatan, kecintaan dan loyalitas kepada siapa yang loyalitas terhadap sunnah. Mereka memusuhi siapa yang memusuhi sunnah, yaitu orang-orang yang menolak nash-nash yang bersifat global yang datang dari Al-Qur’an dan Sunnah. Mereka bukanlah orang yang mengambil perkataan, lalu menjadikannya sebagai dasar agama dan keyakinan mereka, walaupun tidak sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Rasul, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang menjadikan seluruh apa yang dibawa Rasul n dari Al-Qur’an dan Sunnah sebagai dasar yang mereka yakini dan jadikan sandaran.” (lihat Majmu’ Fatawa: 3/347).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar