Jumat, 14 Oktober 2016

7 Tahapan Rintangan Setan Pada Manusia

tahap

Setan berkehendak mengalahkan manusia dengan tujuh rintangan. Sehingga rintangan ini lebih berat dari yang lainnya. Dia tidak akan beralih dari rintangan yang berat kepada yang di bawahnya, kecuali jika dia tidak mampu mengalahkan manusia pada rintangan tersebut. Tujuh rintangan ini adalah :

1. Rintangan Keka firan
Yaitu rintangan kepada Allah, agama-Nya, pertemuan dengan-Nya, sifat-sifat kesempurnaan-Nya, dan kepada apa yang diberitakan oleh para rasul dari-Nya. Jika setan dapat mengalahkan manusia pada rintangan ini, maka padamlah api permusuhannya, dan dia dapat beristirahat. Karena, jika manusia sudah ka fir, maka ia akan menemani setan di dalam neraka Jahannam, kekal selama-lamanya.

Allah berfi rman, yang artinya,"(Bujukan orang-orang muna fik kepada orang-orang kafi r itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika ia berkata kepada manusia, "Ka firlah kamu". Maka tatkala manusia itu telah kafi r, ia berkata, "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta Alam." Maka adalah kesudahan keduanya, bahwa sesungguhnya keduanya (masuk) ke dalam neraka, mereka kekal di dalamnya. Demikianlah balasan orang-orang yang zhalim. (QS. Al-Hasyr: 16-17).

Jika manusia dapat melewati rintangan ini dengan selamat, karena membawa cahaya keimanan, setanpun memburunya dengan tahapan selanjutnya.

2. Rintangan Bid'ah
Bid'ah ini dapat berupa aqidah (keyakinan) yang menyelisihi kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. Atau berupa peribadatan yang tidak diizinkan oleh Allah. Atau berupa perkara lainnya yang termasuk cakupan agama. Imam Asy-Syathibi rahimahullah berkata,

Bid'ah adalah suatu jalan di dalam agama yang dibuat-buat, menyerupai syari'at. Meniti
jalan tersebut dengan niat berlebih-lebihan di dalam beribadah kepada Allah.
Atau, bid'ah adalah suatu jalan di dalam agama yang dibuat-buat, menyerupai syari'at.
Meniti jalan tersebut dengan niat sebagaimana meniti syari'at.

Menjerumuskan manusia ke dalam bid'ah lebih disukai setan daripada menjerumuskan manusia ke dalam maksiat. Karena bid'ah itu menentang agama, dan pelakunya tidak diharapkan bertaubat. Karena dia manganggap bid'ah itu sebagai kebenaran dan ibadah. Maka bagaimana mungkin seseorang diharapkan meninggalkan kebenaran dan ibadah? Telah masyhur perkataan Sufyan Ats-Tsauri tentang hal ini,

Bid'ah itu lebih disukai oleh iblis daripada maksiat. Terkadang orang bertaubat dari maksiat, tetapi (sulit diharapkan) orang bertaubat dari bid'ah.(Riwayat Al-Lalika'i, Al-Baghawi, Ibnul Jauzi, dan lainnya).

Jika manusia dapat selamat dari rintangan ini, berpegang teguh dengan cahaya Sunnah dan hakikat mengikuti Sunnah dengan sebenarnya, serta meniti jalan Salafush Shalih, maka setan memburunya dengan tahapan berikutnya.

3. Rintangan Dosa-dosa Besar
Jika setan telah berhasil menjerumuskan manusia ke dalam dosa-dosa besar, maka dia akan selalu menghias-hiasinya pada pandangan mata manusia. Bahkan setan berusaha menangguhkan keinginan manusia yang akan bertaubat.

Dia juga membukakan pintu irja' (murji'ah) kepadanya. Setan akan berkata kepadanya, Iman itu hanyalah keyakinan dalam hati, maka amalan itu tidak akan merusakkannya. Baik amalan kefasikan atau kemaksiatan. Jika hamba dapat melewati rintangan ini dengan penjagaan Allah dan dengan taubat nashuha, maka setan akan memburunya dengan rintangan selanjutnya.

4. Rintangan Dosa-dosa Kecil
Setan akan selalu menjadikan manusia meremehkan dosa-dosa kecil, sehingga dia akan terus menerus melakukannya. Padahal orang yang melakukan dosa besar, lalu ia takut kepada Allah, menyesali dosanya, dan bertaubat darinya, lebih baik daripada orang yang terus menerus melakukan dosa-dosa kecil.

5. Rintangan Perkara-perkara Yang Mubah
Setan akan berusaha menyibukkan manusia melakukan perbuatan-perbuatan mubah, sehingga lalai untuk memperbanyak ketaatan, dan tidak bersungguh-sungguh mencari bekal untuk akhiratnya.

Alangkah banyaknya manusia pada zaman ini yang telah tersungkur dengan rintangan setan ini, terjatuh ke dalam jurang kelalaian dan tidak pernah terlintas untuk menyiapkan bekal yang cukup untuk akhiratnya. Berapa banyak manusia menekuni ilmu dunia semata, mengabaikan ilmu agamanya?

Padahal jika manusia mengetahui nilai kenikmatan akhirat dan berbagai kesenangan yang telah disiapkan oleh Allah bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih, pastilah dia akan sangat menjaga waktunya, mengisi nafas-nafas hidupnya dengan amal-amal shalih dan berlomba-lomba meraih karuniaNya.

6. Rintangan Amalan-amalan Ketaatan Yang Tidak Utama
Ketika setan tidak berhasil merugikan manusia dengan rintangan-rintangan di atas, dan manusia tetap melakukan amalan-amalan shalih, maka setan berusaha menghalanginya dari kesempurnaan dan keutamaan amalan. Setan menjadikan manusia sibuk dengan amalan-amalan yang tidak utama, sehingga tidak mendapatkan yang utama. Sibuk dengan amalan yang dicintai Allah, sehingga tidak mendapatkan yang lebih dicintai. Sibuk dengan amalan yang sedikit pahalanya, sehingga tidak mendapatkan yang lebih besar pahalanya.

7. Rintangan Gangguan
Rintangan terakhir ini pasti akan menimpa manusia yang telah melewati semua rintangan di atas. Pada fase ini, setan mengerahkan bala tentaranya. Melakukan berbagai gangguan dengan tangan, lisan dan hati. Gangguan tersebut akan menimpa hamba sesuai dengan kadar keimanan dan kebaikannya. Semikin tinggi kedudukannya, semakin besar dan berat cobaan yang diterimanya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Dari Mush'ab bin Sa'd, dari bapaknya, ia berkata, Aku berkata, "Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat musibahnya?" Beliau mejawab, "Para nabi, kemudian yang lebih sebanding (dengan para nabi), kemudian yang lebih sebanding (dengan mereka)." (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, Ad-Darimi, dan lain-lain)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar