"Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabatnya, sesudah jelas bagi mereka bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahannam. (QS. at-Taubah : 114).
Larangan memohonkan ampunan itu juga berlaku bagi orang yang keluar dari Islam karena kemunafikan akbar. Munafik akbar adalah seorang yang tidak ada keimanannya sama sekali, namun ia tampakkan seakanakan ia beriman dan berada di barisan kaum mukminin.
Baca juga: Ancaman Bagi Orang Yang Mendatangi Dukun
Suatu ketika, seorang tokoh munafiq akbar: Abdullah bin Ubay meninggal dunia. Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam beranjak akan menshalatkan. Begitu tingginya kualitas akhlaq dan kasih sayang Rasul kepada umatnya, meski semasa hidup Abdullah bin Ubay senantiasa melancarkan kata-kata kekafiran dan menampakkan tanda-tanda kemunafikan.
Umar kemudian bertanya: Wahai Rasulullah, apakah anda akan menshalatinya, padahal Allah telah melarangnya. Wahai Rasulullah, apakah engkau akan menshalati musuh Allah yang telah mengucapkan kata-kata demikian dan demikian (Umar menyebutkan contoh- contoh kebiadaban ucapan Abdullah bin Ubay di masa lalu dalam menyerang Islam). Rasul tersenyum dan berkata: "Wahai Umar, Allah tidak melarang, tapi memberikan pilihan kepadaku:
“Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka 70 kali, namun Allah tidak akan memberikan ampun kepada mereka... (QS. at-Taubah : 80).
Rasul kemudian menyatakan: "Aku akan menambah jumlah istighfarku untuknya lebih dari 70 kali , semoga dengan itu ia diampuni." Kemudian Rasul mensholatinya. Tidak berapa lama setelah selesainya shalat jenazah, turunlah firman Allah yang memberikan keputusan tegas bahwa tidak boleh ada lagi shalat jenazah ataupun permintaan istighfar bagi orang munafik akbar:
"Dan janganlah engkau mensholati seorangpun di antara mereka yang meninggal dan janganlah engkau berdiri (mendoakan ampunan) di kuburannya." (QS. at-Taubah : 84).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar