Kamis, 03 November 2016

Wajibnya Merapatkan, Meluruskan dan Menyempurnakan Shaf Shalat

shaf shalat

Kadang saya merasa miris saat mendapati shaf shalat yang kurang rapi, bengkak-bengkok, dan tidak rapat serta sangat longgar. Padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh kita agar meluruskan, merapatkan dan menyempurnakan shaf shalat kita. Hal inilah yang melatar belakangi saya menulis tulisan ini. Semoga tulisan yang sedikit ini bermanfaat bagi saudaraku sekalian.

Sesungguhnya terdapat begitu banyak hadits yang menganjurkan kita untuk meluruskan, merapatkan dan menyempurnakan shaf. Diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Dari An Nu’man bin Basyir radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,“Sungguh luruskanlah shaf kalian, atau (jika tidak) Allah akan benar-benar menimbulkan perselisihan di antara wajah-wajah kalian.” [HR Al Bukhari (177) dan Muslim (436)].

Hadits ini mengandung perintah yang sangat tegas bagi kita untuk meluruskan shaf , dan ancaman yang sangat keras bagi yang tidak melakukannya. Imam An Nawawi rahimahullah berkata: “Yang tampak (bagi kami) -wallahu a’lam- maknanya adalah: Allah akan menimbulkan permusuhan, kebencian, dan perselisihan hati di antara kalian.”

2. “Shalat telah ditegakkan (iqamah), lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menghadap kepada kami, lalu berkata: “Luruskan shaf-shaf kalian dan saling merapatlah kalian. Sesungguhnya aku dapat melihat kalian dari belakang punggungku.” [HR Al Bukhari (719) dari Anas bin Malik radhiyallahu'anhu].

Di dalam hadits ini terdapat perintah tambahan, yaitu perintah untuk saling merapatkan shaf.

3. “Luruskanlah shaf-shaf, sejajarkanlah pundak dengan pundak, isilah bagian yang masih renggang, bersikap lembutlah terhadap lengan teman-teman kalian (ketika mengatur shaf), dan jangan biarkan ada celah untuk (dimasuki oleh) syaithan. Barangsiapa yang menyambung shaf maka Allah akan menyambungnya (dengan rahmat-Nya), dan barangsiapa yang memutus shaf maka Allah akan memutuskannya (dari rahmat-Nya).” [HR Abu Dawud (666) Hadits shahih].

4. Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dia berkata,“Dahulu (pada masa Nabi) salah seorang dari kami menempelkan pundaknya dengan pundak teman (di sebelah)nya dan tapak kakinya dengan tapak kaki teman (di sebelah)nya.” [HR Al Bukhari (725)].

5. Dari An Nu’man bin Basyir radhiallahu ‘anhu, dia berkata,"Saya melihat seseorang menempelkan pundaknya dengan pundak teman (di sebelah)nya, lututnya dengan lutut teman (di sebelah)nya, dan mata kakinya dengan mata kaki teman (di sebelah)nya." [HR Abu Dawud (662)].

Kedua hadits di atas, yaitu hadits Anas dan hadits An Nu’man radhiyallahu ‘anhuma, menerangkan kepada kita tentang cara merapatkan dan meluruskan shaf dengan benar.

6. “Tidakkah kalian bershaf sebagaimana para malaikat bershaf di sisi Rabb mereka?” Kami bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimanakah cara para malaikat bershaf di sisi Rabb mereka?” Nabi menjawab: “Mereka menyempurnakan shaf-shaf yang terdepan dan saling merapat di dalam shaf.” [HR Muslim (430)].

7. “Sempurnakankanlah shaf yang lebih depan, kemudian barulah yang setelahnya. Jika ada kekurangan (makmum), maka hendaklah pada shaf yang terakhir.” [HR Abu Dawud (671). Hadits shahih].

Hadits ini menerangkan bahwa shaf-shaf yang terdepan haruslah dipenuhkan dengan sempurna. Bila jumlah makmum yang belum mengatur barisan tinggal sedikit, maka hendaknya mereka membentuk barisan shaf di bagian paling belakang.

8. "Luruskan dan ratakan shaf-shaf kalian"(HR Abu Dawud).

9. "Luruskan shaf-shaf kalian, karena sesungguhnya lurusnya shaf termasuk kesempurnaan shalat."(HR Muslim).

Sebenarnya masih banyak lagi dalil lain yang menunjukan wajibnya meluruskan, merapatkan dan menyempurnakan shaf saat shalat berjama'ah. Namun sebagian orang merasa risih ketika ada orang yang berusaha merapatkan shaf. Bagi mereka yang penting shalat walaupun tidak terpenuhi adab-adab shalat berjama'ah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar