Sesungguhnya kaum musyrikin di zaman kita lebih parah kesyirikannya dibandingkan kesyirikan kaum musyrikin zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Karena kaum musyrikin zaman dahulu mereka berbuat syirik ketika mereka dalam keadaan lapang dan mereka mengikhlaskan ibadah kepada Allah ketika mereka dalam keadaan sempit.
Sedangkan orang-orang musyrik di zaman kita, kesyirikan mereka berlangsung terus menerus, baik dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan sempit. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala yang artinya,“Maka apabila mereka naik kapal mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah).” (QS. Al 'Ankabut : 65).
Demikianlah keadaan kaum musyrikin di zaman Nabi, di saat mereka dalam keadaan sempit misalnya saat berada di tengah laut dan mereka takut tenggelam maka mereka memurnikan ibadah hanya kepada Allah semata, mereka tinggalkan sekutu-sekutu yang biasa mereka persekutukan dengan Allah. Namun, saat kesempitan itu telah hilang dari mereka maka kembalilah mereka menyekutukan Allah.
Adapun di zaman ini, sebagian orang menyekutukan Alloh dalam keadaan lapang maupun sempit. Contoh dari pernyataan ini adalah kenyataan di negeri kita sendiri, di mana di suatu daerah kesyirikan telah menjadi ritual tahunan, dengan mempersembahkan ini dan itu kepada tempat-tempat yang dianggap keramat. Maka tatkala wilayah itu terkena musibah gempa, bukannya mereka bertaubat kepada Allah atas kesyirikan yang mereka lakukan, justru mereka malah mengadakan ritual tolak bala ke sebuah laut, mempersembahkan ini dan itu, dan seterusnya, padahal seharusnya mereka kembali kepada Allah dengan bertaubat dan memurnikan ibadah kepada Allah, karena hanya Allah lah yang mampu menghilangkan musibah yang menimpa mereka, bukan yang lainnya.
Inilah kenyataan yang ada, bahwa kesyirikan di zaman ini lebih parah daripada kesyirikan di zaman Nabi, maka usaha untuk membersihkan akidah kaum muslimin dari berbagai noda syirik adalah usaha yang mendesak yang harus dilakukan sebelum usaha-usaha lainnya, wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar